Senin, 22 Juni 2015

 

Mengenal Kawasan Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang, Argopuro

            Secara geografis kawasan Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang terletak diantara 7o56’45”-7o41’22”LS dan 112o38’38”-112o39’11” BT. Berdasarkan ketinggian tempatnya, kawasan ini terletak pada ketinggin antara 1900-3088 mdpl. Luas kawasan Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang yang berdasarkan Surat KeputusanMenteri Pertanian Agraria No. SK/12/PA/1962 tanggal 5 Mei 1962 adalah 14.145Ha. Namun berdasarkan pengukuran penataan batas pada tahun 1986, luas kawasanSM. Dataran Tinggi Yang menjadi 14.177 Ha dan ini diperkuat dengan suratKeputusan Menteri Kehutanan No. 680/Kpts-II/1990 tanggal 19 November 1990.

            Peraturan daerah Propinsi Jawa TimurNo. 4 tahun 1996 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Daerah Tingkat IJawa Timur tahun 1996/1997-2011/2012 ddan Surat Keputusan Menteri Kehutanan danPerkebunan No. 417/Kpts-II/1999 tanggal 15 Juni 1999 mempertegas bahwa kawasanArgopuro atau Dataran Tinggi Yang adalah KAWASANKONSERVASI.

            Kawasan Pegunungan Yang terbagimenjadi tiga tipe iklim menurut klasifikasi tipe iklim Schmidt & Fegusson,yaitu tipe iklim B untuk kawasan sebelah selatan, tipe ikli C untuk kawasansebelah barat dan timur, dan tipe iklim D untuk kawasan sebelah utara. Suhuberkisar antara 3o-10oC pada malam hari dan antara 17o-27oCpada siang hari, kondisi ini relatif dingin mengingat kawasan Pegunungan Yangmempunyai ketinggian 3000 mdpl.

            Secara administrasi pengelolaanKawasan Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang terbagi menjadi dua bagian yaitubagian barat dikelola oleh Resort KSDA Probolinggo Timur yang berada dalamwilayah Seksi Konservasi Wilayah I probolinggo. Sedangkan Suaka Margasatwabagian timur dikelola oleh Resort KSDA Situbodo Barat yag berada dalam wilayahkerja Seksi Konservasi Wilayah II Jember. Kedua Seksi Konservasi tersebut beradadibawah Balai KSDA JaTim II.

            Kawasan Pegunungan Yang seluas14.177 Ha, secara administratif masuk kedalam 4 wilayah pemerintah kabupaen,yaitu kabupaten Situbondo (seluas 1.085 Ha), Probolinggo (seluas 7.452 Ha),Jember (seluas 4.365 Ha), dan Bondowoso (seluas 1.275 Ha). Kawasan yanglangsung berbatasan dengan Pegunungan Yang adalah 6 wilayah pemerintahan Desa,yaitu desa Baderan Kec. Sumber Malang Kab. Situbondo, desa Bremi Kec. KrucilKab. Probolinggo, Desa Pakis dan Desa Kemiri, Kec. Panti Kab. Jember, DesaManggisan Kec. Tangguk Kab. Jemberm dan Desa Pakuniran Kec. Maesan Kab.Bondowoso.
            Secara umum vegetasi Pegunungan Yang termasuk kedalam vegetasi hutan hujan tropis dataran tinggi. Beberapa ekosistemnya antara lain ekosistem savana yang terkenal adalah alon-alon besar(Cikasur), danau/rawa (Taman Hidup, Danau Tunjung), dan hutan hujan tropisdataran tinggi (hutan cemara, edelweis). Jenis fauna yang banyak dan mmudahdijumpai adalah rusa timor, babi hutan, burung merak, ayam hutan, elang, lutungjawa, dan berbagai jenis burung berkicau. Sementara jenis fauna lainnya adalahmacan tutul, ular, kijang dan macan hutan.

Sumber:
Soedradjad,R. 2005. Ekologi Kawasan Pegunungan Yang.Jember. MAPENSA.

Purwanto,Ali. 2005. Pengelolaan Suaka Margasatwa DataranTinggi Yang. Jember. MAPENSA.

MAPENSA.2005. Sosialisasi Data Lintas PegununganYang V. Jember. MAPENSA.

Penulis : Orchid
Share:

Senin, 08 Juni 2015

 

Burung Bangu, Pelatuk Besi dan Paruh Sendok



Burung air adalah burung yang hidup dan tinggal di daerah perairan. Perairan yang dimaksud adalah daerah-daerah rawa, paya, hutan bakau/hutan payau, muara, suangai/estuaria, danau, sawah, sungau/bendungan dan pantai. Dalam bahasa Inggris burung air kadang-kadang disebut sebagai Waterbird tetapi sering juga disebut Waterfowl. Konvensi Ramsar mendefinisikan burung air sebagai Jenis burung yang secara ekologis kehidupannya bergantung kepada keberadaan lahan basah. Berdasarkan definisi tersebut burung Bangau, Pelatuk Besi dan Paruh Sendok masuk kedalam kelompok burung air. Ciri lain dari burung Bnagau, Pelatuk besi dan Paruh Sendok adalah kaki yang tidak berbulu, jari kaki ramping dengan ujung runcing, jari kaki tidak berselaput, sayap lebar dan membalut dan berekor pendek.untuk membedakan individu dewasa dan muda dapat dilakukan berdasarkan perbedaan warna bulu. Dilihat dari populasinya, dengan berpedoman kepada batasan definisi burung air, sampai saat ini di Indonesia tercatat 184 jenis burung air yang berasal dari 20 Famili. Diantaranya adalah burung Bangau dari Famili Ciconiidae, Pelatuk besi dan Paruh sendok dari Famili Threskiornithidae.
Burung bangu (Stork), burung pelatuk besi (ibis) dan burung paruh sendok (spoonbill) merupakan burung air dari ordo Ciconiiformes. Mereka umumnya mudah dikenali berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki antara lain : ukuran tubuhnya besar, kaki dan paruh panjang yang disesuaikan dengan cara hidup mereka, yaitu berjalan  diperairan dangkal. Dari sekitar 20 jenis burung bangau (Famili Ciconiidae) ang ada di dunia, 5 jenis diantaranya diketahui hidup di Indonesia, yaitu Wilwo Mycteria cinerea (milky Stork), bangau tongtong Leptoptilas javanicus (Lesser Adjutant), Bangau hutan rawa Cocinea stormi (Storm’s stork), , Sindang lawe Ciconia episcopus (Black-necked stork),. Dua jenis bangau yang pertama telah termasuk ke dalam daftar burung yang jumlahnya merosot sehingga tergolong rentan (Vulnerable), sedangkan jenis yang ketiga tergolong genting (endengered) dalam Bird to Watch 2.
Sementara itu, dari kira-kira 26 jenis burung pelatuk besi (Famili Threskiornithidae) yang ada di dunia, 5 jenis diantaranya tercatat di Indonesia, yaitu Bera Threskiornithidae molucca (White Ibis), Pelatuk besi kepala hitam Threskiornis melanocephalus (black-headed Ibis), Roko-roko Plegadis falcinellus (Glossy Ibis), Cum Bera Threskiornis spinicollis (Straw-necked Ibis), dan Pelatuk Besi bahu putih Pseudibis davisoni (White-shouldered Ibis), yang telah terancam dalam Birds to Watch 2 dengan kategori genting (endengared).
Dari jenis-jenis burung Paruh sendok (Famili Threskiornithidae), di seluruh dunia terdapat hanya 6 jenis saja, dimana 1 jenis diantaranya terdapat di Indonesia, yaitu jenis Paruh Sendok Raja Platalea regia (Royal Spoonbill).
#Wetlands. #1996
Penulis : Orchid
Share: